Sampai Rumah Bapa

Saudaraku,

Melihat dan mendengar banyaknya masalah dan ancaman, perlakuan tidak adil, tekanan yang dialami oleh anak-anak Allah, maka tidak ada tempat yang lebih aman daripada berada dalam perlindungan Tuhan. Masalahnya adalah apakah kita pantas untuk dilindungi? Bagaimana hidup dalam perlindungan Tuhan sampai kita bisa masuk Rumah Bapa? Kita membutuhkan perlindungan Tuhan bukan hanya bisa lolos dari berbagai masalah, tetapi bagaimana kita bisa sampai Rumah Bapa.

Kalau Saudara bisa menemukan titik dimana Saudara tahu bagaimana hidup dalam perlindungan Tuhan, Saudara akan menjadi orang yang sangat kokoh. Nah, bagaimana kita bisa hidup dalam perlindungan Tuhan? Sejatinya, ini tidak mudah. Kalau dalam banyak agama dan ajaran dikesankan bahwa Tuhan seperti mencari-cari orang yang mau dilindungi, itu tidak salah sebenarnya, tapi bisa tidak lengkap. Atau itu hanya ditujukan untuk orang-orang Kristen—kalau dalam kelompok orang Kristen—adalah orang Kristen baru. Seseorang yang datang kepada Tuhan atau berurusan dengan Tuhan hanya karena mau minta perlindungan-Nya. Dan biasanya orang-orang seperti ini adalah orang-orang oportunis.

Pada waktu ia di dalam persoalan, dalam pergumulan, dalam kebutuhan-kebutuhan hidup tertentu yang ia tidak bisa tanggulangi atau tangani, ia berperkara dengan Tuhan. Tetapi setelah ia bisa memperoleh, setelah ia mendapat apa yang dia butuhkan, maka tidak jarang kemudian tidak setia. Mungkin tetap menjadi Kristen, makin rajin ke gereja lalu merasa berutang budi kepada pendeta yang mendoakan atau gereja yang men-support ketika ia dalam keadaan-keadaan sulit, dia menjadi seorang aktivis atau dia menjadi seorang donatur gereja. Tetapi ia tidak setia dalam arti yang sesungguhnya kepada Tuhan.

Sebagai seorang hamba Tuhan, saya sudah bertemu dengan banyak jemaat yang memiliki masalah-masalah hidup. Dan saya pasti menyambut, mengonseling, mendoakan, memberi pengharapan, memberi penguatan. Saat itu, jangkauan saya hanya pada masalah-masalah itu sendiri, bagaimana bisa diselesaikan lalu bisa menjalani kehidupan lebih nyaman; menjalani hidup tanpa tekanan problem/masalah. Dan itu salah. Sekarang saya harus memberi tahu kepada Saudara, juga bagian dari menebus kesalahan masa lalu saya. Saudara tidak bisa minta perlindungan Tuhan kalau hanya supaya Saudara bebas dari masalah-masalah fana dunia ini. Tuhan tidak senang.

Maka kalau kita melayani jemaat yang baru—yang menghadapi berbagai persoalan yang menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani, kebutuhan fana—kita mendoakan, mengarahkan, memberikan bantuan, namun semua itu sebenarnya adalah sarana yang mengarahkan mereka kepada tujuan. Di dalam Yohanes 6:26 Tuhan berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” Kita mesti melihat tanda itu, tahu membaca tanda itu, dan tahu hendak diarahkan ke mana jalan hidup kita, bukan karena roti itu dan jadi kenyang. Memang perlu jalan keluar bagi persoalan-persoalan yang dihadapi jemaat. Tapi kemudian harus diarahkan pada tujuan keselamatan. Kalau tidak, jemaat menjadi bodoh, picik, dangkal. Jangkauan pandangnya tidak jauh, mereka tidak melihat tanda.

Jika sekarang Saudara memiliki banyak persoalan, puji Tuhan, karena persoalan-persoalan itu memang benar-benar bisa menggiring Saudara kepada tujuan keselamatan, tujuan hidup. Jadi, kalau kita minta perlindungan Tuhan itu dasarnya bukan sekadar supaya masalah itu selesai, tapi agar kita tahu dengan pasti ke arah mana jalan hidup kita ini. Bagi Saudara yang tidak memiliki persoalan, jangan sombong! Jangan lupa diri. Hidup kita singkat. Setiap kita memerlukan perlindungan Tuhan. Ada tiga hal yang saya mau ingatkan, yaitu:

Pertama, tujuan hidup kita adalah langit baru dan bumi yang baru (LB3).

Kedua, persoalan dan pergumulan hidup bisa menghancurkan kita dan sebaliknya bisa mendewasakan kita. Tapi bagaimana Saudara bisa bertumbuh kalau Saudara menjadikan dunia ini sebagai pelabuhan hidupmu? Dunia ini adalah tempat kita bertarung, Saudaraku, di sepanjang umur hidup kita. Jadi, tidak ada kata “pensiun” bagi seorang anak Allah. Kita hidup dalam perlindungan Tuhan kalau kita mau menerima bahwa persoalan-persoalan hidup itu adalah cara Tuhan untuk mengasah dan mendewasakan kita.

Ketiga, melindungi sesama yang Tuhan titipkan. Satu hal yang Tuhan ajarkan kepada saya adalah: “Kalau kamu melindungi orang, Aku lindungi kamu.” Kalau Tuhan mengirimkan Lazarus, saya harus menjagai mereka. Dan orang-orang yang memusuhi kita, kita doakan. Jadi di situ kita latihan untuk bisa mencintai orang-orang yang “tidak layak” kita cintai.

Jalan-jalan Tuhan itu unik sekali. Tuhan pasti melindungi orang-orang yang mau diasah lewat segala keadaan untuk menjadi mulia. Kita adalah calon anggota keluarga Kerajaan Allah.

Teriring salam dan doa,

Erastus Sabdono